Allah SWT telah menganugrahkan kepada setiap manusia fitrah bertuhan.
Kualitas fitrah tersebut di antara manusia tidak ada perbedaan. Yang
membedakan nantinya adalah aktualisasinya dalam sikap hidup. Dari sini
kita dapat memahami manusia apapun kepercayaannya pasti mempunyai
pandangan yang sama tentang satu nilai yang universal misalnya tentang
kasih sayang, kejujuran dan lain-lain. Itulah salah satu bukti bahwa
manusia memiliki hati nurani sebagai fitrah anugerah Tuhan
Sungguh sesuatu yang logis kalau Allah kemudian memberi petunjuk kepada
manusia berupa agama yang diturunkan melalui para rasul dengan
perantaraan wahyu. Karena fitrah beragama tersebut masih berupa potensi
maka wajar kalau ajaran agama yang diturunkan Allah tersebut berisi
petunjuk bagaimana cara mengaktualkan fitrah tersebut ke dalam perbuatan
nyata. Agama tersebut pastilah yang juga bersumber dari Allah SWT.
Manusia tidak diberi wewenang untuk menetapkan agama apa yang baik untuk
berhubungan dengan Allah SWT yang berhak menetapkan adalah Allah SWT
sebagai pemberi fitrah.
Namun demikian manusia diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya.
Setelah petunjuk agama disampaikan para rasul apakah manusia akan
mengikuti atau menolaknya sepenuhnya manusia diberi pilihan. Pilihan
yang diambil itulah yang akan dijadikan pertimbangan Allah SWT untuk
memberi balasan di akhirat. Kalau pilihannya sesuai dengan petunjuk
Allah maka hidupnya akan bahagia dunia akhirat, namun apabila sebaliknya
hasilnya adalah kehinaan hidup di dunia dan akhirat.
Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-quran tidak hanya
persaudaraan satu aqidah namun juga dengan warga masyarakat lain yang
berbeda aqidah. Terhadap saudara kita yang sesama aqidah, Al-quran
bahkan jelas menggaris bawahi akan urgensinya. Beberapa petunjuk
menyangkut persaudaraan dengan sesama muslim dijelaskan secara rinci.
Di antara perincian tentang petunjuk tersebut adalah bahwa penegasan
bahwa sesama orang yang beriman mereka bersaudara. Di antara mereka
tidak boleh saling mengolok, karena boleh jadi yang diolok-olok
sebenarnya lebih baik. Di antara mereka juga tidak boleh saling
menggunjing, karena perbuatan tersebut merupakan dosa. Dan antar sesama
muslim harus saling menolong untuk melaksanakan kebaikan dan ketakwaan,
juga saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Terhadap warga masyarakat yang non-muslim, persaudaraan harus juga
dibina. Persaudaraan dan kerja sama tersebut tentu saja bukan dalam hal
aqidah, karena kalau dalam bidang aqidah sudah jelas berbeda maka tidak
mungkin ada titik temu. Toleransi tersebut sebatas menyangkut hubungan
antar sesama dan hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan. Maka dalam
menjalin toleransi tersebut ada etika yang harus dipatuhi yaitu tidak
boleh menghina keyakinan agama lain serta tidak boleh mencampur adukkan
aqidah masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar